Rabu siang, 10 November 2010, Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengakhiri kunjungannya di Indonesia. Setengah berlari, Obama menaiki tangga pesawat kepresidenan AS yang menjemputnya di Bandara Halim Perdanakusuma, Air Force One.
Di depan pintu pesawat, Obama tak lupa berhenti dan berbalik. Ia lalu melambaikan tangan sambil tersenyum lebar, sebelum masuk ke dalam kapal terbang itu. Sesaat kemudian pesawat jenis Boeing VC-25 itu membawanya bertolak ke Korea Selatan.
Sama seperti pasukan pengawal presiden AS, Secret Service, keberadaan Air Force One tak bisa dipisahkan dari tiap kunjungan Presiden AS. Air Force One tak sekedar pesawat, ini adalah simbol pemerintahan AS lengkap dengan kekuasaannya. Selain merupakan pesawat tercanggih, Air Force One juga tak kalah mewah dan lengkap fasilitasnya.
Apa yang dilakukan Obama ketika terbang di pesawat khusus itu? Seperti dimuat Washington Post, tak seperti penumpang dalam penerbangan reguler, di Air Force One, Presiden Obama tak harus mematikan semua alat elektronik.
Deputi Bidang Press Gedung Putih, Bill Burton mengungkapkan ada beberapa kebiasaan Obama selama dalam penerbangan. Dalam pesawat yang dilengkapi ruang kerja dan ruang rapat--lengkap dengan kursi putar--Obama akan menerima pengarahan dari staf atau membaca bahan-bahan yang mungkin diperlukan saat mendarat.
Dengan fasilitas canggih, Obama bisa surfing Internet, menelepon staf atau pemimpin dunia lain dengan menggunakan pesawat telepon yang tersedia. BlackBerry sang Presiden tak menyala dalam pesawat. Jika butuh hiburan, Obama bisa menonton film-film terbaru atau acara televisi. Maklum, pesawat ini dilengkapi parabola yang bisa menangkap siaran langsung dari belahan dunia manapun.
Obama juga kadang bermain kartu dalam penerbangan jarak jauh. Untuk diketahui, ia adalah pemain poker yang lumayan tangguh (^.^)
Di depan pintu pesawat, Obama tak lupa berhenti dan berbalik. Ia lalu melambaikan tangan sambil tersenyum lebar, sebelum masuk ke dalam kapal terbang itu. Sesaat kemudian pesawat jenis Boeing VC-25 itu membawanya bertolak ke Korea Selatan.
Sama seperti pasukan pengawal presiden AS, Secret Service, keberadaan Air Force One tak bisa dipisahkan dari tiap kunjungan Presiden AS. Air Force One tak sekedar pesawat, ini adalah simbol pemerintahan AS lengkap dengan kekuasaannya. Selain merupakan pesawat tercanggih, Air Force One juga tak kalah mewah dan lengkap fasilitasnya.
Apa yang dilakukan Obama ketika terbang di pesawat khusus itu? Seperti dimuat Washington Post, tak seperti penumpang dalam penerbangan reguler, di Air Force One, Presiden Obama tak harus mematikan semua alat elektronik.
Deputi Bidang Press Gedung Putih, Bill Burton mengungkapkan ada beberapa kebiasaan Obama selama dalam penerbangan. Dalam pesawat yang dilengkapi ruang kerja dan ruang rapat--lengkap dengan kursi putar--Obama akan menerima pengarahan dari staf atau membaca bahan-bahan yang mungkin diperlukan saat mendarat.
Dengan fasilitas canggih, Obama bisa surfing Internet, menelepon staf atau pemimpin dunia lain dengan menggunakan pesawat telepon yang tersedia. BlackBerry sang Presiden tak menyala dalam pesawat. Jika butuh hiburan, Obama bisa menonton film-film terbaru atau acara televisi. Maklum, pesawat ini dilengkapi parabola yang bisa menangkap siaran langsung dari belahan dunia manapun.
Obama juga kadang bermain kartu dalam penerbangan jarak jauh. Untuk diketahui, ia adalah pemain poker yang lumayan tangguh (^.^)
Air Force One adalah tanda panggil (nama) pengatur lalu-lintas udara bagi pesawat United States Air Force manapun yang mengangkut Presiden Amerika Serikat.
Sejak tahun 1990, armada kepresidenan terdiri atas 2 pesawat serial Boeing 747-200B terspesifikasi tinggi – kode ekor "28000" dan "29000" – dengan penunjukan "VC-25A". Hanya ada satu Air Force One yang diperuntukkan bagi presiden; jika WaPres terbang pesawat ini disebut sebagai Air Force Two. Kalau tidak maka akan dipanggil dengan nomornya, seperti pesawat lain.
Salah satu episode paling dramatis atas Air Force One terjadi saat serangan 11 September 2001, saat Presiden George W. Bush terbang dari Bandar Udara Internasional Sarasota-Brandenton ke Pangkalan Angkatan Udara Barksdale dengan pesawat ini dan lalu ke Pangkalan Angkatan Udara Offutt sebelum ke Washington DC setelah menerima kabar buruk itu.
Sebelumnya, mari kita berkenalan dengan Sang Pilot. Namanya Col. Scott Turner. Dia mempunyai sertifikat penerbangan: CFI, alamatnya di : Statesboro, Georgia, USA. Menjadi anggota Flying club di : Pegasus Air, Llc. Sedikit nih yang Anda bisa tahu tentang pilot Air Force One, Kolonel Scott Turner, antara lain:
* Sebelumnya menjabat sebagai wakil komandan Presiden Airlift Group di Andrews Air Force Base, Maryland.
* Pada tanggal 4 Januari, dia membawa terbang Presiden terpilih Obama ke Washington dengan menaiki 757 yang tidak digunakan sebagai Air Force One, tetapi "untuk membawa wakil presiden, istri pertama dan pejabat lainnya." (perlu diketahui, kedua pesawat yang digunakan sebagai Air Force One adalah 747).
* Di Angkatan Udara dia sebagai Chief Master Sgt. Scott Turner, yang bekerja di Air Komando Pendidikan dan Pelatihan, dapat dihubungi di scott.turner@tyndall.af.mil
* Dia juga berbagi dengan kapten Angkatan Udara yang terbang sebuah misi ke Afghanistan. Mereka tidak mungkin menjadi orang yang sama karena kapten di 2005 tidak bisa datang ke kolonel di hanya empat tahun.
* Perintah telah diberikan kepadanya oleh pensiunan Kolonel Mark W. Tillman.
Sang Pilot memakai jaket biru |
Col. Turner menyambut Presiden Obama di pintu pesawat |
Nah, kembali ke pesawat. Di lantai bawah ada dapur dengan perlengkapan yang sungguh mencengangkan. Seberapa jauh perjalanan sang Presiden, jangan pernah mengkhawatirkan asupan makanan. Awak pesawat selalu mencatat menu favorit para penumpang pesawat, sampai apa jenis kopi yang disukai.
Misalnya, Presiden Bush lebih menyukai kopi hitam yang tidak terlalu manis dan pahit. Sedangkan Ibu Negara Laura Bush harus disajikan kopi susu manis. Menu favorit Menteri Luar Negeri (saat itu) Condoleezza Rice, juga sudah lengkap tertulis.
Pesawat tiga lantai ini bahkan juga memiliki rumah sakit mini. Fasilitas medis bagi sang presiden sangat lengkap. Tak ketinggalan, juga ada kamar tidur dengan dua tempat tidur. Bantalnya, ketika itu merupakan pesanan khusus Ibu Negara Laura Bush.
Di suite presiden, penumpang pesawat ini bisa terus bekerja seperti laiknya di darat. Di sini ada ruang rapat berkapasitas lima orang lebih, di mana orang masih leluasa bergerak. Ruang rapat yang lebih besar juga tersedia. Bisa menampung 10 orang lebih, ruang rapat ini dilengkapi perangkat konferensi-video, sehingga Presiden AS bisa menggelar rapat kapanpun, di manapun, dan dengan siapapun di dunia.
Ayo kita intip aktivitas Presiden Obama di dalam pesawat.
Bersantai di ruang kerja |
Memasuki kabin pesawat |
Para staf mengintip lewat jendela ketika presiden memasuki kabin pesawat |
Bertemu staf |
Tampak dari jendela ketika sang presiden memasuki kabin pesawat dengan cara berlari khas Presiden Obama |
Para staf sedang briefing di ruang rapat |
Presiden bertemu dengan Menlu Hillary Clinton |
Menaiki tangga menuju kabin pesawat |
Briefing bersama staf |
Masih briefing bersama staf di ruang rapat |
Gambar satu lagi ketika briefing |
Tampak hidung pesawat Air Force One |
Perwakilan Arab Saudi menghantar Presiden Obama ketika berada di pintu pesawat |
Staf bersama Presiden Barack Obama dan First Lady Michelle Obama |
Tampak santai bersama First Lady Michelle Obama |
Laporan staf ketika bertemu Presiden Obama di dalam pesawat |
Berbincang empat mata dengan seorang staf kepresidenan |
Berbincang santai bersama Presiden Obama |
Obama dengan jaket pesawat kepresidenannya |
Di dalam ruang kendali |
Air Foce One ketika landing di runway Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta |
Pesawat Air Force One |
Pesawat ini merupakan salah satu simbol yang melekat dengan Presiden Amerika Serikat. Pesawat dihiasi dengan bendera negara, kalimat 'United States of America' dan Seal of the President of the United States, sehingga pesawat ini sangat mencolok. Air Force One juga mampu melakukan pengisian bahan bakar di udara, jangkauan tidak terbatas dan membawa Presiden kemanapun ia inginkan.
Salah satu sudut dalam kabin pesawat |
Makan siang telah disiapkan |
Yang menjadi juru masak adalah koki bintang-7 (seven-star chef) |
Penjagaan super ketat dalam pesawat |
Pesawat ini dilengkapi dengan sistem elektronik tertentu yang memungkinkan siapapun memanfaatkan peralatan komunikasi canggih dengan aman. Selain itu, ada juga pusat komando bergerak untuk mencegah serangan terhadap AS.
Pesawat seluas 370 meter persegi ini terbagi menjadi tiga tingkat di antaranya diisi ruangan khusus presiden, beserta kantor yang besar, toliet dan ruang konferensi. Pesawat ini juga memiliki ruang medis yang dapat berfungsi sebagai ruang operasi di mana dokter selalu ada di sana. Selain itu, alat angkutan ini juga menyediakan makanan bagi 100 orang sekaligus.
Air Force One juga memiliki tempat bagi pendamping Presiden termasuk penasihat senior, petugas Secret Service, pengurus media, dan tamu lainnya. Beberapa kargo pesawat terbang juga berada di Air Force One untuk menyediakan pelayanan yang dibutuhkan Presiden di lokasi terpencil.
Air Force One dipelihara dan dioperasikan oleh Presidential Airlift Group, salah satu bagian dari Kantor Militer Gedung Putih. Pesawat ini mampu membawa sekitar 70 penumpang. Masing-masing VC-25A memiliki harga sekitar US$325 juta (Rp 2,9 triliun)
Air Force One juga memiliki tempat bagi pendamping Presiden termasuk penasihat senior, petugas Secret Service, pengurus media, dan tamu lainnya. Beberapa kargo pesawat terbang juga berada di Air Force One untuk menyediakan pelayanan yang dibutuhkan Presiden di lokasi terpencil.
Air Force One dipelihara dan dioperasikan oleh Presidential Airlift Group, salah satu bagian dari Kantor Militer Gedung Putih. Pesawat ini mampu membawa sekitar 70 penumpang. Masing-masing VC-25A memiliki harga sekitar US$325 juta (Rp 2,9 triliun)
Bagaimana? Puas jalan-jalannya? Itu adalah pesawat tercanggih di dunia saat ini. Semoga tulisan ini dapat memberi kita pengetahuan sekilas tentang Air Force One.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar