Baca artikel yang saya copas berikut. Ada pelajaran yang luarbiasa....!
"KALAU mau bertambah, cobalah Karta berbagi...." Suara Haji Muhidin itu terngiang terus di telinga Karta, seorang penjual ikan di Pasar Jembatan Lima, Kota, Jakarta.
Karta mengadu pada Haji Muhidin bahwa penghasilannya tidak pernah cukup. Dagangan dia bukannya tidak laku. Tapi dia terbentur pada modalnya yang kecil, sehingga perolehan keuntungan pun sedikit. Itu sebabnya, Karta mendatangi Haji Muhidin untuk meminta nasihat agar ada yang memberi tambahan modal.
"Karta, perkara nambah modal mah gampang. Asal Karta bersyukur, penghasilan pasti ditambah. Bahkan kadang enggak perlu modal tambahan. Kan, perkara rezeki bertambah, perkara syukur. Kata Allah, kalau kita bersyukur, maka akan ditambahi dengan segala nikmat."
"Pak Haji, gimana rezeki mau nambah, wong modalnya udah ketaker. Segitu-gitunya. Dagangan habis ampe pol juga, ya, hanya sekian yang saya bawa pulang...," kata Karta dengan nada rada putus asa.
"Allah Maha Memberi Rezeki, Karta. Kalau Allah sudah mau menambah rezeki bagi kita, dari mana saja jalannya, pasti ada. Ini juga perkara tauhid, Karta. Rezeki Karta tuh bukan dari dagangan ikan, tapi dari Allah," ujar Haji Muhidin.
Lama Karta berbicara dengan Haji Muhidin tentang peruntungan dagangan dia, hingga ada satu nasihat Haji Muhidin yang tetap melekat di otak, "Kalau mau bertambah, cobalah berbagi...".
Sejujurnya, Karta tidak terlalu paham. Tidak berbagi saja sudah kurang, apalagi harus berbagi? "Apa tidak makin kurang...?" Sungguhpun Haji Muhidin meyakinkan dengan firman Allah bahwa siapa yang berbuat satu kebaikan, Allah akan mengganti 10 kali lipat lebih banyak, Karta masih belum tergugah.
Pagi itu, anaknya bercerita pada Karta, sebelum dia berjualan ke pasar. "Pak, ada temen saya yang enggak bisa bayaran sekolah. Bapaknya udah enggak ada. Katanya, dia mau berhenti."
Di saat itulah Karta teringat nasihat Haji Muhidin yang lain, yang mengatakan, "Kalau mau ditolong Allah, tolonglah hamba-Nya yang sedang kesusahan."
Seketika itu pula Karta seperti diingatkan, lalu bilang pada anaknya, "Bilangin sama kawan kamu itu, Bapak aja yang jadi bapaknya." Anaknya girang. "Oke, Pak. Saya akan bilangin dia. Dia pasti senang, tuh!"
Sambil memberi uang saku pada anaknya, Karta juga memberi tambahan Rp 5.000 pada si anak. "Buat saya nih, Pak? Tambahan?" "Bukan. Itu buat kawan kamu. Kan kamu udah, sepuluh ribu." "Oh, kirain buat saya," ujar anaknya sembari tertawa kecil. "Baik Pak, akan saya berikan pada dia."
Karta beristigfar. Bersyukur, itulah yang dia lakukan. Anaknya masih punya diri dia sebagai bapak. Dan ia masih memiliki anak sebagai anaknya. Hari ini ia bisa membahagiakan orang. Inilah yang ia syukuri. Benar juga Haji Muhidin, jika mau bertambah rezeki, harus bisa bersyukur dulu. "Berbagi dan bersedekah adalah salah satu wujud dari bersyukur," kata Haji Muhidin, waktu itu.
Karta tersenyum. Lalu ia berharap, "Mudah-mudahan ada yang memodali saya. Buat memperbesar dagangan." Menjelang lohor, dagangan Karta sudah habis. Selama ini ia berdagang memang hanya sampai siang, dan setelah itu pulang.
Nah, hari itu, menjelang pulang, ada kawan Karta yang menghampiri. "Karta, saya pinjam motormu dulu, ya...." Karta meminjamkan motornya, sambil berpesan, "Jangan lama-lama, ya. Saya udah mau pulang."
Sekitar 15 menit, kawan itu kembali dan memulangkan motor Karta. "Karta, makasih, ya. Ini kuncinya, ini STNK-nya, dan ini buat ganti bensin," ujar si teman. Karta tertegun. Dia diberi uang Rp 100.000, yang katanya buat ganti bensin. "Allah Mahabenar Janji-Nya".
Karta ingat, tadi pagi ia berniat menanggung biaya pendidikan kawan anaknya, dan memberi uang saku pada dia Rp 5.000. Siang ini Allah membalas dengan Rp 100.000. Bagi Karta, rezeki ini bukan dari si peminjam motor, melainkan dari Allah.
Akhirnya Karta memahami bahwa cara Allah memberi tambahan rezeki dari banyak jalan. Dan, ternyata pula, rezeki itu tidak harus dicari-cari dengan menambahi modal dulu. Cukup dengan diawali bersyukur, berbagi, bersedekah, maka rezeki bisa bertambah.
Kejadian siang itu memberi pelajaran baru pada Karta. Memang, otak terkadang dipenjarakan dengan hitung-hitungan kita sendiri bahwa kalau mau untung harus begini harus begitu. Termasuk dengan menambah jumlah modal. Banyak manusia yang lupa atau tidak tahu --termasuk Karta- untuk menemukan jalan bersyukur lebih dahulu, supaya Allah, Yang Maha Memberi Nikmat, menambah perbendaharaan rezeki buat kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar