Prolog
Menjadi kaya raya adalah impian semua orang.Sifat Allah Ar-Rozzaq (Maha
Memberi Rizqi), Al-Ghoniy (Maha Kaya) dan Al-Mughniy (Maha Pemberi
Kekayaan) yang ditanamkan kepada manusia menjadikan manusia ingin
menguasai kekayaan. Namun cara manusia mencapainya terkadang dengan cara
yang halal sampai yang menjurus kepada kesyirikan dan menghalalkan
segala cara.
Pada zaman keemasan Islam (khoirul qurun), para sahabat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam
menguasai kekayaan dengan motivasi terbaik mereka, beribadah kepada Allah.
Dan tentu saja, rizqi yang mereka terima, hanya yang halal saja. Ciri
mereka ada pada keteguhan,komitment syariah dalam setiap bisnis, akad,
modal dan kerja keras dalam berproduksi serta menafkahkan harta waktu
dan dirinya untuk mencapai ridha Allah, namun sangat hemat dalam
konsumsi.
Inilah Zuhud yang benar.
Bukan dengan
ber-miskin ria
lalu melegitimasi kemalasannya dengan baju zuhud. Satu rahasia yang
sangat menonjol dari kesuksesan mereka meraih bisnis yang penuh ‘berkat’
dan berkah itu tak lain adalah karena ketaatannya pada syariat! Karena
bukan harta, prestise, imej dan kawan-kawannya yang diharapkan Dien
kita, tapi ketaatan kita sepenuhnya pada Islam!
Para sahabat Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam yang
dikaruniai Allah Subhanahu wa ta’ala kekayaan yang sangat luar biasa,
selain itu tak diragukan oleh semua kaum muslimin bagaimana ketaatan ,
keshalehan, dan semangatnya mereka beribadah kepada Allah Azza Wajalla,
maka tak salah ungkapan
BERANI KAYA, BERANI TAQWA,
semakin kaya seseorang, sudah seharusnya semakin bertaqwa seseorang
sebagai rasa syukur atas nikmat yang didapat dari ALLAH Ta’ala, para ulama menyebutkan bahwa tanda keberkahan sebuah harta adalah
membuat kita semakin dekat dengan Allah dengan bertambahnya Ilmu dan Amal.
Bukan seperti dizaman kita ini, sedikit saja orang diberi kekayaan, atau
kesuksesan bisnisnya, dia sudah kedodoran menjaga iman,taqwa dan
ibadahnya hingga kekayaan dan bisnisnya melalaikan ibadahnya sehingga
sudah lumrah kita dapati banyakpengusaha2 sukses tapi hampir-hampir kita
tak pernah jumpai mereka dimasjid sholat jama’ah 5 waktu, atau sedikit
sekali kontribusinya untuk kemaslahatan umat, atau dalam menjalankan
bisnisnya sudah tidak mengenal halal-haram apalagi syubhat, Riba,
dzalim, tipu-menipu, suap, tidak amanah dsb. So cek apakah yang berubah
karena harta diri kita ini..??
Jadilah Pengusaha Muslim Pejuang
Syariah, Tangguh, Profesional, Sukses dalam bisnis dan komitment tinggi
dengan syariah, membawa keberkahan dan kemaslahatan umat dan ‘Izzatul
Islam wa Muslimin.
Silahkan menyimak Sosok Miliarder Zuhud salahsatu shahabat penghuni Surga yang menakjubkan ini,
Adalah sosok yang sangat bersegera dalam berinfak. Dialah
Abdurrahman bin ‘auf,
putih kulitnya, lebat rambutnya, banyak bulu matanya, mancung
hidungnya, panjang gigi taringnya yang bagian atas, panjang rambutnya
sampai menutupi kedua telinganya, panjang lehernya, serta lebar kedua
bahunya.
Dilahirkan selang sepuluh tahun setelah tahun Gajah. Pada masa
jahiliyah memiliki nama Abu Amru. Setelah masuk Islam, kemudian
Rasulullah sholallahu alaihi wa salam menggantinya dengan Abdurrahman.
Lengkapnya ialah Abdurrahman bin Auf bin Abdi bin Al Harits bin Zuhrah
bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’aiy. Kuniyahnya ialah Abu Ahmad.
Dia termasuk Assabiqun Al Awwalun, dan tergolong
diantara sepuluh orang yang dijanjikan Rasulullah masuk surga.
Abdurrahmah bin Auf masuk Islam atas ajakan Abu Bakar Ash Shiddiq,
yaitu sebelum Rasulullah tinggal di rumah Al Arqam. Sebagaimana kaum
muslimin yang lainnya, ia juga mendapatkan tekanan-tekanan dari kaum
Quraisy, yang semakin lama semakin keras. Ketika Allah mengijinkan
Rasulullah untuk hijrah ke Madinah, ia termasuk orang yang turut serta
dalam rombongan tersebut. Di madinah beliau dipersaudarakan oleh
Rasulullah dengan sahabat Sa’ad bin Rabi’ Al Anshari Sa’ad bin Rabi’ berkata kepada saudaranya, Abdurrahman, ”Wahai
saudaraku, aku memiliki dua kebun, pilihlah mana yang engkau suka, lalu
ambillah.” Abdurrahman menjawab, ”Semoga Allah memberikan berkah
kepada harta dan keluargamu. Akan tetapi, tunjukanlah kepadaku pasar.”
Dia adalah sahabat yang pandai berdagang dan sangat ulet. Maka mulailah
ia menjual dan membeli. Selang beberapa saat ia sudah mengumpulkan
keuntungan dari perdagangannya.Disamping itu, ia juga sosok pejuang yang pemberani. Ia mengikuti
peperangan-peperangan bersama Rasulullah. Pada waktu perang Badr, ia
berhasil membunuh salah satu dari musuh-musuh Allah, yaitu Umair bin
Utsman bin Ka’ab At Taimi. Keberaniannya juga nampak tatkala perang
Uhud, medan dimana banyak diantara kaum muslimin yang lari, namun ia
tetap ditempatnya dan terus berperang Sehingga diriwayatkan, ia
mengalami luka-luka sekitar dua puluh sekian luka.
Akan
tetapi perjuangannya di medan perang masih lebih ringan, jika
dibanding dengan perjuangannya dalam harta yang dimilikinya.
Keuletannya berdagang serta doa dari Rasulullah, menjadikan
perdagangannya semakin berhasil, sehingga ia termasuk salah seorang
sahabat yang kaya raya. Kekayaan yang dimilikinya,
tidak menjadikannya lalai. Tidak menjadi penghalang untuk menjadi dermawan.
Diantara kedermawanannya, ialah tatkala Rasulullah ingin melaksanakan
perang Tabuk. Yaitu sebuah peperangan yang membutuhkan banyak
perbekalan. Maka datanglah Abdurrahman bin ‘Auf dengan membawa dua
ratus ‘uqiyah emas,dan menginfakkannya di jalan Allah.
( 1 uqiyah emas = 29,75 gram emas, 200 uqiyah = 5,95 Kg emas coba
hitung berapa yang beliau infaqkan.?? kita ambil saja rata-rata harga 1
gram emas = Rp 500.000, jadi total yang beliau shodaqohkan lebih dari 2,9 M) Sehingga
berkata Umar bin Khattab, ”Sesungguhnya aku melihat, bahwa Abdurrahman
adalah orang yang berdosa karena dia tidak meninggalkan untuk
keluarganya sesuatu apapun.” Maka bertanyalah Rasulullah kepadanya,
”Wahai Abdurrahman, apa yang telah engkau tinggalkan untuk keluargamu?”
Dia menjawab, ”Wahai Rasulullah, aku telah meninggalkan untuk mereka
lebih banyak dan lebih baik dari yang telah aku infakkan.” ”Apa itu?”
tanya Rasulullah. Abdurrahman menjawab, ”Apa yang dijanjikan oleh Allah
dan RasulNya berupa rizki dan kebaikan serta pahala yang banyak.”
Adakah sekarang Pengusaha Muslim yang shodaqohnya dalam satu waktu seperti beliau diatas..??
Suatu ketika datanglah kafilah dagang Abdurrahman di kota Madinah, terdiri dari
700 onta
yang membawa kebutuhan-kebutuhan. Tatkala masuk ke kota Madinah,
terdengarlah suara hiruk pikuk. Maka berkata Ummul Mukminin, ”Suara
apakah ini?” Maka dijawab, ”Telah datang kafilah Abdurrahman bin ‘Auf.”
Ummul Mukminin berkata, ”Sungguh aku mendengar Rasulullah bersabda,
‘Aku melihat Abdurrahman masuk surga dengan keadaan merangkak’
**.”
Ketika mendengarkan berita tersebut, Abdurrahman mengatakan, ”Aku
ingin masuk surga dengan keadaan berdiri. Maka diinfakkanlah kafilah
dagang tersebut.”
Beliau juga terkenal senang berbuat baik kepada orang lain, terutama
kepada Ummahatul Mukminin. Setelah Rasulullah wafat, Abdurrahman bin
Auf selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka.
Mneyertainya apabila mereka berhaji, yang ini merupakan suatu
kebanggaan tersendiri bagi Abdurrahman. Dia juga pernah memberikan
kepada mereka sebuah kebun yagn nilainya sebanyak empat ratus ribu.
Puncak dari kebaikannya kepada orang lain, ialah ketika ia menjual tanah seharga 40.000 dinar, ( jika dikurs sekarang 1 Dinar - senilai Rp. 2.260.000,- coba hitung berapa yang beliau shodaqahkan, 40.000 x 2.260.000 = 90.400.000.000 (90,4 Milyar)
yang kemudian dibagikannya kepada Bani Zuhrah dan orang-orang fakir
dari kalangan muhajirin dan Anshar. Ketika Aisyah mendapatkan bagiannya,
ia berkata, ”Aku mendengar Rasulullah bersabda, tidak akan
memperhatikan sepeninggalku, kecuali orang-orang yang bersabar. Semoga
Allah memberinya air minum dari mata air Salsabila di surga.”
Diantara keistimewaan Abdurrahman bin Auf, bahwa a berfatwa tatkala
Rasulullah masih hidup. Rasulullah juga pernah shalat di belakangnya
pada waktu perang tabuk. Ini merupakan keutamaan yang tidak dimiliki
orang lain.
Abdurrahman bin Auf, juga termasuk salah seorang sahabat yang
mendapatkan perhatian khusus dari Rasulullah. Terbukti tatkala terjadi
suatu masalah antara dia dan Khalid bin Walid, maka Rasulullah
bersabda, ”Wahai Khalid, janganlah engkau menyakiti salah seorang dari
Ahli Badr (yang mengikuti perang Badr). Seandainya engkau berinfak
dengan emas sebesar gunung Uhud, maka tidak akan bisa menyamai
amalannya.”
Disamping memiliki sifat yang pemurah dan dermawan, ia juga sahabat
yang faqih dalam masalah agama. Berkata Ibnu Abbas: Suatu ketika kami
duduk-duduk bersama Umar bin Khattab. Maka Umar berkata, ”apakah engkau
pernah mendengar hadits dari Rasulullah yang memerintahkan seseorang
apabila lupa dalam shalatnya, dan apa yang dia perbuat?”
Aku menjawab, ”Demi Allah, tidak pernah wahai Amirul Mukminin. Apakah
engkau pernah mendengarnya?” Dia menjawab, ”Tidak pernah, demi Allah.”
Tatkala kami sedang demikian, datanglah Abdurrahman bin Auf dan
berkata, ”Apa yang sedang kalian lakukan?” Umar menjawab, ”Aku bertanya
kepada Ibnu Abbas,” kemudian ia menyebutkan pertanyaannya. Abdurrahman
berkata, ”aku pernah mendengarkan tentang hal itu dari Rasulullah.”
Apa yang engkau dengar wahai Abdurrahman?” Maka ia menjawab, ”Aku
mendengar Rasulullah bersabda, apabila lupa salah seorang diantara
kalian di dalam shalatnya, sehingga tidak tahu apakah ia menambah atau
mengurangi, apabila ragu satu raka’at atau dua raka’at, maka jadikanlah
satu raka’at, dan apabila ia ragu dua raka’at atau tiga raka’at, maka
jadikanlah dua raka’at, dan apabila ia ragu tiga raka’at atau empat
raka’at, maka jadikanlah tiga raka’at, sehingga keraguannya di dalam
menambah, kemudian sujud dua kali dan dia dalam keadaan duduk sebelum
salam, kemudian salam.”
Itulah beberapa keutamaan Abdurrahman bin Auf, dan masih banyak lagi
keutamaan-keutamaan yang lainnya. Apabila dalam suatu majlis,
kesederhanaan yang dimiliki Abdurrahman, menjadikan manusia susah untuk
membedakan, mana yang miskin dan mana yang kaya. Melimpahnya harta
yang dimilikinya, itu semua karena doa dari Rasulullah sholallahu
alaihi wa salam dan merupakan ujian berat dari Allah.
Beliau wafat dan meninggalkan banyak harta untuk para ahli warisnya. Terbilang meninggalkan
1000 onta,
100 kuda,
3000 kambing , Juga meninggalkan emas dan perak yang semuanya dibagikan kepada ahli warisnya.
Sungguh berbahagia
Abdurrahman bin Auf, orang yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah.
Diantara sahabat yang ikut membawa jenazahnya ialah Sa’ad bin Abi
Waqqas. Juga dishalati oleh Utsman bin Affan, serta ikut mengiringinya
sahabat Ali bin Abi Thalib. Semoga Allah merahmati sahabat Abdurrahman
bin Auf.
Sumber Biography:
Rubrik Sakhshiyah Majalah Assunnah edisi 02/Tahun VII/1424H/2003M, hal 59-60 oleh Abu Aminah.
Bagian Prolog dari berbagai sumber
Catatan,
Berkata Aisyah: Aku pernah mendengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda, “Qod roaitu abdurrahman bin Auf yad khulul jannata
habwan” [Sesungguhnya aku melihat Abdurrahman bin Auf masuk surga dengan
merangkak.” Hadist tersebut Diriwayatkan oleh Ahmad (6/115) dari jalan
Umarah, dari Tsabit, dari Anas, dari Aisyah.
Sanad hadit tersebut dlaif, karena di sanadnya ada
Umarah bin Zaadzaan Ash Shaidalaaniy Abu Salamah Al Bashri; beliau
seorang rawi yang lemah hafalannya. Ibnu Hajar dalam Taqrib menyatkan
bahwa beliau Shaduqun (orang yang benar), akan tetapi sering salah.
Demikian penjelasan Ust. Abdul Hakim bin Amir Abdat dalam buku
Hadits-hadits Dlaif dan Maudlu’ jilid 1; Darul Qolam, Cet 1. 2003 M,
hal.116-117
Wallahu’alam
Semoga Bermanfaat