Senin, 27 September 2010

Mengintip Pustaka Soeman Hs

Sebagai seorang warga Kota Pekanbaru, saya tentunya paham mengapa kota ini sejak era reformasi membangun venue-venue dan fasilitas yang menunjang yang dikhususkan bagi warganya. Tak lain tak bukan karena Pekanbaru sedang menuju kota metropolitan. Hal ini menggambarkan bagaimana besarnya ambisi pemerintah kota untuk merubah Pekanbaru yang dulu dikenal hanya sebagai sebuah kota kecil di pinggiran Sungai Siak, menjadi sebuah kota metropolitan, layaknya kota besar lainnya baik di Indonesia maupun mancanegara. Terbukti, slogan itu bukan hanya sebatas slogan, tapi juga diwujudkan dengan komitmen pemerintah kota yang selalu menggesa pembangunan di berbagai aspek. Mulai dari pembangunan berbagai sarana dan prasarana yang dilakukan sampai ke pelosok (baca: pinggiran) kota, juga peningkatan kualitas manusianya.

Nah, khusus untuk tulisan ini, saya akan memperkenalkan satu bangunan fasilitas yang diperuntukkan bagi masyarakat Riau pada umumnya, dan warga Kota Pekanbaru pada khususnya. Bangunan itu dikenal dengan nama Pustaka Soeman Hs.

Pustaka Soeman Hs berlokasi tepat di Ring-1 Kota Pekanbaru. Bangunan ini terdiri dari 6 (enam) lantai. Kalau saya ilustrasikan, lantai dasar (ground floor) terdapat foyer, café, ruang baca anak, Fasilitas OPAC (Online Public Access Catalog), ruang baca media cetak, ruang komputer dan internet access, serta tempat registrasi anggota perpustakaan. Jika Anda naik ke lantai I dan II terdapat koleksi buku umum yang boleh dipinjam jika Anda telah menjadi anggota pustaka. Di lantai II terdapat 2 buah glass room yang difungsikan sebagai ruang meeting yang kecil (memuat 5-10 orang).
 
Naik lagi ke lantai III terdapat koleksi referensi yang hanya boleh Anda baca di tempat. Di lantai ini terdapat 1 buah glass room dan sebuah opened-cyrcle-room yang juga bisa digunakan sebagai ruang meeting mini. Pada lantai ini juga terdapat ruangan khusus menyimpan refensi buku-buku Melayu dan buku-buku sumbangan Konsulat Malaysia dan Singapura. Ruang ini disebut Bilik Melayu. Ruangan ini berisikan buku-buku tentang melayu, karya-karya dari budayawan-budayawan melayu riau, seperti Tennas Effendy dan lainnya. Ini menjadi salah satu ciri khas perputakaan Soeman HS, karena sesuai dengan Riau ini yang merupakan tanah Melayu.

Ketika Anda naik ke lantai IV, terdapat ruangan khusus yang menyediakan buku-buku dan referensi tentang segala macam energi. Sebagai bentuk apresiasi PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) kepada Provinsi Riau, dalam menyambut hari jadi Provinsi Riau, Chevron memberikan bantuan Energy Corner atau Pojok Energi yang ada di lantai IV Perpustakaan Soeman Hs, di mana para pengunjung perpustakaan bisa mem-browsing dan melihat soal energi di perpustakaan dengan 20 komputer yang disediakan oleh Chevron. Energy Corner adalah salah satu wujud Chevron untuk terus berkontribusi terhadap bidang pendidikan di Riau. Fasilitas ini dirancang sebagai sentra layanan dan sumber informasi serta pengetahuan bagi masyarakat Riau untuk mengenal dan memahami lebih dalam sektor energi, khususnya operasi minyak dan gas bumi. Energy Corner nantinya diharapkan dapat menjadi salah-satu ikon Provinsi Riau, yang merupakan provinsi penghasil energi, khususnya migas terbesar di Indonesia.

Untuk lantai V dan VI dikhususkan bagi kantor administrasi pegawai perpustakaan. Untuk diketahui, kuantitas buku yang ada hingga kini ada sekitar 71.259 judul buku yang tersedia, dengan berbagai jenis buku, antara lain karya umum, filsafat, agama, kesenian, olahraga, hukum, dan lainnya.








Anda tentu berpikir, mengapa namanya Pustaka Soeman Hs? Dan siapa sebenarnya Soeman Hs?

Soeman Hs adalah seorang sastrawan kelahiran Bengkalis pada tahun 1904. Beliau dikenal sebagai pelopor penulisan cerita detektif berbahasa Indonesia modern dan pelopor cerita humor. Karya-karya sastrawan Angkatan Balai Pustaka ini antara lain Mencari Pencuri Anak Perawan, Kawan Bergelut (kumpulan cerpen), Tebusan Darah, Kasih Tak Terlerai, dan Percobaan Setia.
Ia menulis dengan Bahasa Melayu lama, dengan kemampuan masuk menukik tak hanya sebatas ceruk-lekuk tradisi dan adat resam Melayu, akan tetapi jauh menyelam ke dasar hakikat kehidupan Melayu (Riau) sebagai saripati dan pergulatan hidupnya.

Soeman Hs meninggal dunia di Pekanbaru, 8 Mei 1999, di usia 95 tahun. Dua huruf di belakang namanya, Hs, merupakan singakatan dari nama marganya, Hasibuan. Untuk menghormati dan mengenang beliau, maka namanya diabadikan untuk perpustakaan daerah ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar