Senin, 04 Oktober 2010

Pengalaman Mengikuti Konferensi Pendidikan di Malaysia

Masih segar di ingatan saya pada bulan Desember 2008 ketika mengikuti sebuah konferensi yang cukup bergengsi di negara jiran Malaysia. Pada saat itu, saya mewakili perwakilan Riau (Indonesia) bersama 200 peserta yang terdiri dari dosen, guru, pemerhati pendidikan dan mahasiswa S2 dan S3 yang sedang mengikuti pendidikan di Malaysia. Pada kesempatan yang berharga itu saya bertindak hanya sebagai partisipan. Sebagai seorang perwakilan negara tentunya kita harus bisa menjaga nama baik negara kita, terlebih konferensi ini diikuti oleh beberapa perwakilan dari negara lain di Asia.

Ya, sebenarnya itu pertama kalinya saya menginjakkan kaki di negara Malaysia. Pada waktu itu saya membawa nama Universitas Riau (perwakilan mahasiswa). Banyak pengalaman yang saya petik dari konferensi yang bernama SMEReC itu. Untuk diketahui, kepanjangan SMEReC adalah Science and Mathematics Regional Conference. Pada waktu itu yang menaja adalah Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), diadakan di Kajang, Selangor Darul Ehsan, Malaysia pada tanggal 30 November hingga 5 Desember 2008. Acara itu sendiri dilaksanakan di Oriental Crystal Hotel, Kajang, Selangor D.E., Malaysia. Konferensi ini dibuka oleh YBHG Dato'  DR. Maximus Johnity Ongkili, Minister of Science, Technology and Inovation  (Menristek) Malaysia. Selama kegiatan konferensi peserta banyak mendapatkan tambahan pengetahuan dari ahli di bidang sains dan matematika di rantau ini. Mudah-mudahan kegiatan ini dapat membantu meningkatkan pendikan sains dan matematika di Indonesia. 
Main entrance Oriental Crystal Hotel di Kajang
Lobby hotel
Berikut saya ceritakan pengalaman saya selama hampir seminggu di Kajang. Saat saya menginjakkan kaki saya di appron bandara antarabangsa Kuala Lumpur (KLIA), terbesit di pikiran saya bahwa negara ini tak ada bedanya sama di Riau. Cuaca dan iklimnya yang sama, dan yang uniknya suasana perkebunan sawit di kiri dan kanan mengingatkan saya dengan jalan lintas yang menghubungkan Pekanbaru-Dumai. Yang membedakannya adalah pohon sawit di sana lebih besar.

Dari terminal kedatangan, saya diantar dengan bus kampus (UKM). Bus ini berbadan lebar dan sangat rendah. Tidak seperti bus Trans Jakarta atau Trans Metro Pekanbaru yang terkenal dengan jalur busway-nya, bus ini memiliki kursi penumpang yang berhadapan di sisi kiri-kanan belakang sopir dan setengah badannya diisi dengan kursi penumpang yang menghadap ke depan. Perjalanan dari KLIA di Sepang menuju Kajang di Selangor memakan waktu +/- 1.5 hingga 2 jam. 

Tiba di Kajang kami langsung dihantar ke sebuah hotel yang telah dipersiapkan sebelumnya. Nama hotelnya New City Hotel. Hotel ini berada tepat di depan hotel Oriental Crystal Hotel. Hotelnya cukup nyaman, dan bellboy-nya memang TKI asal Jawa yang bekerja di Kajang. Oya, ngomong-ngomong banyak orang Indonesia yang mencari rezeki di negeri ini. Saya sempat berjalan-jalan di belakang hotel yang memang terdapat pasar, ruko-ruko dan dua buah mall terbesar di kota itu. Kalau makan, saya biasanya lebih suka makan di sebuah restauran Padang yang makanannya cocok dengan lidah kami. Harganya RM 5.00 (jika dirupiahkan sekitar Rp15,000-an lah...) Dari penuturan sang pemilik restauran, dia sudah lama berjualan di kawasan bisnis Kajang ini. "Orang-orang kita banyak yang ada di sini. Cobalah tengok ke pasar. Itu isinya orang-orang kita banyak," kata Si Uda pemilik restauran Padang tersebut. Setelah saya cek ke pasar (hanya berdiri di luar, gak masuk soalnya bau seperti di pasar kita), ternyata memang benar. Kebanyakan orang Kampar yang berjualan di pasar tersebut. Oya, untuk diketahui bersama, yang best atau yang terkenal di sini adalah Satay Kajang. Ini penampakannya:


Satay Kajang yang sedaaap!!!
Jualan satay di pinggir jalan
 Berbagai macam ras yang hidup di kota ini. Mulai dari ras Melayu, ras tionghoa, ras hindustan hingga ras Arab ada di sini. Pada umumnya, ras Melayu bekerja di sektor pemerintahan dan public services. Kalau ras lainnya bekerja di sektor perdagangan. Ini foto suasana Kota Kajang yang saya ambil di belakang hotel.

Pusat bisnis di Kota Kajang
Oke, kembali ke konferensi. Saya bersama delegasi lain mendapat banyak pelajaran yang diambil dari konferensi yang diisi juga oleh workshop dan seminar ini. Isi seminar juga diisi oleh pemaparan dari para profesor di bidang pendidikan dari Australia dan Hong Kong. Yang berkesempatan menjadi pembicara utama dari seminar adalah Prof. Waldrip dari Australia dan Prof. Koon-Shing Leung dari Hong Kong. Pemaparan berkutat di sekitar permasalahan pendidikan dan metode pengajaran bagi guru dan dosen di sekolah serta kampus. Di workshop itu sendiri, saya menghadiri beberapa di antaranya workshop mengenai kombinasi ilmu agama Islam yang dikaitkan oleh ilmu sains yang dipaparkan oleh Prof. Khaleedjah hingga workshop tentang pemaparan para siswa Malaysia yang dituntut dengan daya kreasi imajinasi mereka agar bisa menjadi peneliti dan penemu di masa depan. Beberapa seminar yang saya ikuti juga ada yang dipaparkan oleh mahasiswa doktoral dan dosen dari Malaysia. Selain itu, juga seminar yang dipaparkan oleh beberapa orang dosen dan tenaga pendidik yang berasal dari Pekanbaru. Berikut saya tampilkan beberapa dokumentasi ketika saya mengikuti konferensi tersebut.


Peserta kontingen dari Riau berfoto sebelum acara pembukaan


Bersama Prof. Waldrip dari Australia


Bersama Prof. Koon-Shing Leung dari Hong Kong


Bersama Bpk. Wahyudi (seorang teknokrat Indonesia di Malaysia)
Bpk. Erbudiman (pengawas sekolah asal Rohil) dan Prof. Waldrip
pada acara official conference dinner

Bersama Prof. Khaleejah (kanan) dan seorang profesor dari UKM

Suasana workshop

Suasana acara pembukaan konferensi

Berkunjung ke Putrajaya, pusat pemerintahan Malaysia.
Saya berada di depan Istana Negara tempat prime minister berkantor.

Berada di depan KLCC di Kuala Lumpur
Berada di Taman Selaka UKM di Selangor D.E.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar